INFORMASI/ARTIKEL


Jumlah Penduduk Dua Kali Kota Padang, Jababeka Sharing soal Fasilitas Digital untuk Warga dan Investor

Presiden Direktur PT. Jababeka Infrastruktur Tjahjadi Rahardja singgah ke Padang untuk berbagi mengenai fasilitas digital yang sudah diterapkan perusahaannya di sebuah kota mandiri di Cikarang, 30 kilometer di sebelah timur Jakarta. Kota Jababeka adalah lahan swasta yang didiami 1,4 juta penduduk yang tersebar di area seluas 5.600 hektar.
“Di Kota Jababeka, kami punya fasilitas pengolahan air bersih, air limbah, pelabuhan kering dengan kapasitas 2 juta container per tahun, pembangkit listrik 130 MW, jaringan gas, dan kabel fiber optic”, urai Tjahjadi.
Kota mandiri ini dikelola dengan strategi easy invest dan easy lincense. Jababeka juga menerapkan Online Single Submission (OSS) untuk perizinan, seperti juga yang dilakukan Pemko Padang. Hanya saja, Jababeka menambahkan fasilitas 1 orang liaison officer untuk tiap perusahaan yang berinvestasi. Kebutuhan investor pun dimudahkan lewat aplikasi dikital JFAST.
JFAST menjadi sarana memonitor OSS, dan memonitor complain dari tenant.
“Selain kemudahan untuk tenant, JFAST juga memberi kemudahan Jababeka untuk mengumpulkan data. Jalan rusak, umur pipa, semua bisa dimonitor lewat aplikasi ini”, pungkas Tjahjadi.
APBI: Syarat Utama Menarik Investor adalah Ketersediaan Energi
Asosiasi Pengusaha Batubara Indonesia (APBI) juga mengutus perwakilan ke PEC 2019. Executive Director APBI Hendra Sinadia memberikan beberapa rekomendasi untuk Pemko Padang.
“Kunci investasi adalah ketahanan energi. Kedua, kepastian hukum. Karena itu perlu penyusunan regulasi yang melibatkan pelaku usaha”, ujar Hendra.
Hendra menambahkan, untuk mendukung program ketahanan energy, batubara masih jadi pilihan strategis. Pasalnya, batubara tersedia melimpah di Indonesia, dan masih jadi bahan bakar dengan harga paling murah.
Ini pulalah yang membuat batubara selalu jadi sektor penopang ekspor Indonesia. Saat ini, Indonesia menjadi eksportir batubara terbesar di dunia.
Kalangan investor yang juga menjadi panelis adalah CEO PT. Indospec Indra Wijaya. Indospec sedang menggarap program smart energy lewat Smart PJU (Penerangan Jalan Umum).
Indospec mengimplementasikan lampu smart sesuai penempatan. Ada lampu yang dapat dikontrol pencahayaannya, ada lampu yang bisa diredupkan, ada juga yang bisa 100% terang.
“Dalam sistem ini, seluruh lampu terhubung ke cloud systemdan menggunakan teknologi 3G/4G, lalu dikoneksikan lewat kabel fiber optic. Ke depan, lampu pintar ini juga bisa terhubung dengan benda – benda lain yang termasuk kategori internet of things”, ungkap Indra.
Rekomendasi lain, diterbitkan oleh akademisi dari YPTK Upi Padang Dr. Muhammad Ridwan. Ridwan menyatakan, pembentukan teknologi harus disertai dengan pembentukan karakter dan kepedulian masyarakat dan pengampu kebijakan.
“Sebelum integrasi data, harus ada integrasi mindset”, kata Ridwan.
Ridwan juga mengidentifikasi hal – hal yang perlu diperhatikan Pemko Padang untuk menghadapi digitalisasi, lewat akronim VUCA (Volatility – perubahan berlangsung cepat; Uncertainty – ada ketidakpastian; Complexity – masalah yang kompleks; Ambiguity – serba ambigu)